Jumat, 04 Mei 2012

OASE IMAN... nasehat untk para pejuang.......

Tengoklah potret seorang Mushab bin Umair. Awalnya ia kaya raya, fisiknya terawat oleh pakaian bagus, parfum mahal, dan penghasilan mapan, berasal dari keluarga bangsawan, sangat gagah, dan menjadi idola para wanita di masanya. Setelah ia masuk Islam, tak ada penyesalan sedikitpun di hatinya meski harus meninggalkan serba kemewahan dan kasih sayang orang tuanya. Ia tak mengeluh: ia tersenyum dengan wajahnya yang bersinar… meski dengan pakaian compang-camping, meski tanpa parfum itu, meski diusir orang tuanya hanya karena ada iman dalam hatinya, meski title bangsawan itu dilepasnya… iman terlalu indah jika dibandingkan dengan semua itu di hatinya! Kelak surga yang menjadi jawaban kesabaran jasad yang koyak pada perang Uhud sebagai pemegang panji kaum muslimin.

Kisah qta memang masih jauh dari Mush’ab. Akan tetapi, aku melihatnya dari kesungguhan kalian pagi itu, siang itu, dan sore itu, bahkan malam itu. Kalian luangkan waktu untuk ke kampus dan memberi manfaat untuk ade2 qta. Padahal di waktu yang sama yang lain mungkin sedang menikmati waktu istirahatnya. Kalian diam-diam menginfaqkan harta. Padahal di waktu yang sama harta itu bisa saja kalian pergunakan untuk membeli barang yang kalian inginkan. Kalian sumbangkan tenaga untuk memikirkan rencana serta mengevaluasi. Padahal di waktu yang sama kalian masih harus mengurusi akademik yang tak mengenal interupsi. Kalian berusaha meyakinkan orang tua dengan jalan yang kalian pilih untuk tak melepas da’wah ini.

Setiap teringat akan pengorbanan kalian, air mataku menetes. Sungguh da’wah takkan pernah kehilangan pejuangnya. Apa itu da’wah? da’wah bukan terorisme, da’wah bukan kebencian, da’wah bukan kecurigaan… Sederhanya bagi qta adalah mengajak teman-teman qta untuk shalat, mempelajari Islam bersama, dan memberi manfaat yang lebih luas untuk masyarakat. Entah berapa banyak yang telah melupakan shalatnya, entah berapa banyak yang melupakan identitasnya sebagai muslim bahkan tak tahu identitas muslim itu seperti apa, entah berapa banyak yang lupa bahwa memberi manfaat di dunia adalah untuk mendapat manfaat di akhirat… dan kuharap kita tetap menjadi objek sekaligus subjeknya, bukan hanya objek semata.

Menjadi objek sekaligus subjek? tak mungkin pula qta hanya menjadi subjeknya karena qta pun pasti tak luput dari khilaf dan maksiyat.
luruskan niat sebab lurusnya niat akan memudahkan progress qta! Da’wah ini bukan untuk siapa-siapa, melainkan untuk qta sendiri. Jagalah Allah di hati saat memperjuangkannya dan teruslah bertanya dan bertanya, “Apakah Allah ridha? Apakah ini untuk mendapatkan ridhaNya? Apakah yang diserukan murni tentangNya?” kita pasti sangat menyesal saat menyadari da’wah berjalan lambat saat prinsip ini jauh dari sempurna dalam hati..wallahualam bishawab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar