Sabtu, 14 April 2012

Mengelola perasaan

Di dalam kehidupan ini, berbagai peristiwa menyisakan kenangan dan mendapat tempat tersendiri di hati kita. Saat bahagia seringkali kita tersenyum atau tertawa; saat sedih kita menangis; begitupula layaknya ketika merasakan cemburu, dan marah. Semua itu merupakan sesuatu yang lumrah, bukan hanya Anda, ataupun saya yang pernah mereasakannya. Setiap orang di belahan bumi manapun pasti pernah merasakan hal itu. Itulah perasaan yang telah dianugerahkan kepada setiap manusia.
Namun tidak jarang perasaan yang kita rasakan itu membuat kita terlena hingga tidak sadar dan lupa akan baik-buruknya pengaruh yang akan kita terima dari perasaan yang berlebihan itu. untuk itu perlulah kita pandai-pandai untuk menjaga perasaan itu.

1. Senang
Tertawa adalah bentuk dari rasa senang yang kita rasakan. Tertawa akan membuat kita sehat, karena selain menggerakkan otot-otot tubuh, juga menggerakkan otot-otot wajah secara aktif. dengan tertawa tubuh kita akan mendapatkan penawar rasa nyeri yang lebihbanyak. Tetapi kita juga perlu untuk mengontrol tawa, agar tidak lepas kontrol dan suara kita terdengar kemana-mana. Tertawa yang berlebihan itu tidak baik, karena syetan akan bergerak cepat menyusup ke hatimembisikkan hal-hal yang akanmempengaruhi kita hingga lupa diri. perlu pula kita keathui bahwa perasaan senang itu sifatnya hanya sementara, bukan tidak mungkin rasa senang itu hanya kita rasakan sesaat yang kemusian berganti dengan rasa sedih. oleh karena itu perasaan senang yang sedang kita rasakan hendaknya jangan sampai membuat kita terhanyut seakan-akan kesenangan itu akan kita rasakan selama-lamanya.

2. Sedih
Salah satu reaksi orang ketika merasakansedih adalah menangis. Menangis merupakan luapan emosi terbaik yang dapat membuat perasaan kita menjadi lebih nyaman dari sebelumnya. Saat merasa sedihpun kita tidak boleh berlebihan, apalagi meraung-raung. Cukuplah kita berbesar hati dan mengikhlaskan rasa sedih yang sedang kita rasakan, karena semua sudah diatur oleh Allah SWT. rasa sedih yang kita alami hjangan sampai membuat kita terpuruk, palagi berputus asa. Layaknya persaan senang, seiring berjalannya waktu kesedihanpun akan segera berakhir.

3. Marah
Perasaan marah itu manusiawi. Dalam  pergaulan sehari-hari tentulah kita tidak selalu merasa cocok dn sependapat dengan orang lain yang terkadang menimbulkan perselisihan dan membuat kita marah. Namun Allah menghendaki kita untuk mampu mengendalikan rasa marah. Kita tidak boleh meluapkan rasa marah secara berlebihan seperti dengan cara berteriak-teriak, apalagi mengeamuk dengan menghancurkan apa yang ada di sekitarnya. Saat merasa marah akal sehat kita dipengaruhi syetan. Syetan tertawa senang ketika melihat kita marah da menghembus-hembuskan bisikan yang kan membuat kita semakin marah dan kesal dengan belebihan.

Diriwayatkan bahwa sekali waktu Aisya ra pernah marah. Lalu Rasulullah berkata, "Syetanmu telah datang". Kemudian Aisyah bertanya "Rasulullah, apakah dihatimu juga sering dibujuk oleh syetan untuk marah?". Rasulullah menjawab, "Benar. Namun aku memohon perlindungan dari Allah".
Rasa marah marah mungkin tidak dapat kita hindari tetapi dapat dikurangi dan dikendalikan. rasa marah dapat  dikurangi dengan rileks, beraktivitas yang kita suka untuk meredakan rasa marah, diam, bersujud, dan mengikuti cara Rasulullah: jika marah saat berdiri maka duduklah, da jika marah ketika duduk, maka berbaringlah. 
Rasulullah bersabda:
"Barang siapa yang sedang dilanda marah, hendaknya ucapkanlah, "A'udzu billaahi minasy syaythaanirrajiim" (aku berlindung kepada Allah dari (bisikan) syetan yang terkutuk)".

4. Cemburu
Perasaan cenburu seringkali muncul pada pasangan suami istri. Seperti perasaan-perasaanlain yang dirasakan, cemburupun harus dikendalikan. Jangan sampai perasaan cemburu membuat tindakan yang dapat merugikan diri kita dan orang lain. Bunda Aisyah ra ppernah mengungkapkan kecemburuannya pada Rasulullah karena sering menyebut-nyebut nama Kadjijah mesti beliau telah tiada. Namun Rasulullah sangat sabar dan pengertian dalam menghadapinya.

Rasa cemburu juha dimiliki Allah SWT, apabila kaum muslimin menduakan, apalagi sampai berpalig dari-Nya. Karena pada hakekatnya osemua orang Islam adalah kekasih Allah. Allah itu sangat dekat dengan hamba-Nya. Bahkan lebih dekan daripada urat leher. Allah SWT berfirman:
"Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yan kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq." (al-Taubah:24)

Beberapa hadits meriwayatkan:
"Tak ada sesuatu[un yang lebih cemburu daripada Allah, maka dari itu Dia mengharamkan perbuatan buruk dan maksiat." (HR. Bukhari-Muslim)

"Kecemburuan Allah ialah jika orang mu'min melakukan apa yang diharamkan atas dirinya." (HR. Bukhari-Muslim)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar